Sejak dari sebelom puasa, ga tau kenapa aku kepengen banget ke Bandung, ke makam mama, ke rumah ceu Anah, tetangga masa kecilku yang dulu suka membantu merawat Mama, trus pengen liat rumah masa kecilku yang setahun lalu dijual ayahku karena gak keurus. Rumah yang selama 24 tahun aku huni dari sejak aku lahir itu emang akhirnya diputuskan dijual setelah kesepakatan aku dan kedua adik-adikku. Rumah itu memang penuh kenangan, tapi sayang sejak ayahku menikah lagi dan tinggal di Soreang, trus anak-anaknya semua menikah, rumah itu selalu kosong dan tidak terawat. Akhirnya tahun lalu ada orang yang tertarik membeli, kemudian uangnya kami belikan lagi rumah di daerah Soreang biar ayahku bisa sesekali liat-liat.

Akhirnya, kesampean juga sabtu kemaren waktu aku ikut acara Bukber di Bandung, pulang bukber sekitar jam 9 malam, aku minta mas Bagus nganterin ke rumah masa kecilku itu. Aku bawa sembako dan beberapa kue lebaran untuk Ceu Anah yang udah aku anggap sodara. Rumah Ceu Anah persis di depan rumah ortuku itu. Sayang, Ceu Anah ternyata ga ada di rumah, kata tetanggaku dia lagi nengok anaknya. Trus, aku liat rumahku, yang sekarang udah milik orang lain. Ternyata bentuknya masi sama, ga ada perubahan apa-apa. Di dalamnya terdengar suara nyala TV. Seolah-olah di dalam sana ayahku yang sedang nonton TV. Aaah..rasanya kanegn sekali dengan rumah itu. Kalo aku mimpi, yah mimpi apa pun selalu latarnya tuh rumah itu. Dan ternyataaaaa….tadi malam, aku dapat kabar dari ayahku kalo rumah itu kemaren siang kebakaran dan habis ludes karena korsleting arus pendek, anehnya rumah sekitarnya ga kena. Masya Alloh..ternyata sabtu malam itu terakhir kalinya aku melihat rumah yang banyak kenangannya bagi keluargaku…

Rumah di Kaltim yang ludes kebakaran

Kejadian ini udah dua kali aku alamin. Critanya, waktu aku tinggal di Kaltim 3 tahun ikut dines suami, aku tinggal di kompleks Pertamina punya kantor. Nah, sebelomnya aku tinggal di rumah simpang empat, letaknya di pinggir jalan raya. Sampe Azka umur 40 hari tinggal di situ, malah ari-arinya Azka di tanam di belakang rumah simpang empat itu.

Depan Rumah 10-10, Azka umur 4 bulan

Lalu kita pindah ke rumah yang lebih besar, namanya rumah sepuluh-sepuluh. Tapi Azka umur 7 bulan, papanya Azka dipindah tugasnya ke Jakarta. Beberapa bulan kemudian, kami denger kabar rumah simpang empat hangus terbakar gara-gara obat nyamuk bakar. Ya ampuuuun….aku sedih juga saat itu. Banyak kenangan di sana, masa-masa penantian anak, sendirian di rumah sementara suami sibuk kerja.

Bicara suatu kebetulan, ada kebetulan yang unik. Beberapa hari lalu baca status FBnya Pipit Bunda Azra Sarah, kalo dia dan suaminya beda umurnya 1 tahun 1 bulan 1 hari, udah gitu zodiak kedua anaknya, ada yang sama dengan Bundanya, ada yang sama dengan Abahnya. Nah, aku juga kalo dipikir-pikir, keluarga kecilku ini selalu terhubung dengan angka 8. Aku dulu SMAnya di SMA 8 Bandung, suami SMA 8 Jakarta. Kami nikah bulan 8. Azka lahir tanggal 28, Alisha lahir tanggal 18, serba 8 kaaaaan…

Filed Under bandung, Uncategorized. You can leave a response, or trackback from your own site.