Sembilan Maret

Setiap tanggal 9 Maret  akan selalu aku kenang sepanjang hidup. Gimana ngga, di tanggal itu pernah ada 2 kejadian besar yang aku alami di Bandung.

9 Maret 19 tahun lalu…mamaku, wanita yang paliiing aku sayangi dan aku cintai di dunia ini, orang yang telah melahirkan aku, orang yang belom pernah sempat aku balas kasih sayangnya, orang yang belom sempat melihat aku menikah, punya anak dan seperti sekarang, tanggal 9 maret 19 tahun lalu..beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir ketika aku sedang sholat subuh. Malam sebelomnya kami sempat tidur bersama sekasur. Kupandangi wajah teduhnya, kuusap-usap rambutnya, aku raba-raba pipinya, hidungnya, dagunya sampai puas. Aku ciumin wajahnya dan akan aku ingat-ingat wangi tubuhnya. Aku tau, cepat atau lambat Mama akan pergi meninggalkan kami semua, setelah berjuang melawan kanker selama 8 tahun.

Al fatihah buat Mama, semoga segala dosa-dosa mama selama hidup diampuni Alloh SWT, semua amalan pahalanya diterima oleh Alloh SWT. aamiin.

9 Maret 13 tahun lalu….namaku dipanggil ke depan. Pak rektor mengulurkan tangannya seraya memberi ucapan selamat. Yaahh..hari itu hari bersejarah dalam hidupku, hari wisuda di perguruan tinggi gajah duduk,  setelah aku pontang panting menyelesaikan kuliah yang samaaa sekali aku ga suka dengan pelajarannya.

Menjadi sarjana teknik sebenernya bukan keinginanku. Semata-mata karena mamaku yang sering dipanggil Ibu Ir, sering berseloroh kalo dia gakpapa cukup dipanggil bu Ir, sapa tau nanti anaknya beneran ada yang dipanggil bu insinyur. Yaahh setidaknya walopun mamaku tidak menyaksikan acara wisudaku, setidaknya aku telah berhasil mewujudkan impiannya, untuk menjadi seorang insinyur. Padahal dalam kenyataannya, setelah aku lulus hingga detik ini, ijazah sarjana teknik itu sama sekali ga pernah aku pakai untuk melamar kerja.

Tapi kalo bukan karena keinginan Mama yang begitu besar mempunyai anak insinyur, aku mungkin ga akan mati-matian belajar supaya masuk ke PTN itu. Rasa luka ditinggal mama pergi, sempet bikin aku putus asa dan merasa akan sia-sia saja mewujudkan keinginan Mama toh Mama juga sudah tidak ada.

Alloh Maha Baik, di kampus itulah pertama kalinya aku bertemu dengan laki-laki yang sekarang menjadi belahan jiwaku dan akan menemani sampai akhir hayat. Laki-laki yang super sabar menghadapi aku dan segala keinginanku. Laki-laki yang selalu membuat aku nyaman, selalu berusaha membahagiakan aku walopun kadang dia sendiri tidak memikirkan dirinya sendiri. Ya Alloh…lindungilah dia selalu, dan jadikan kami keluarga sakinah mawadah warahmah selamanya. aamiin. (sakinah= tenang, tentram. mawadah= cinta, harapan, warahmah=dan kasih sayang).

9 Responses to “Sembilan Maret”

  1. Arman says:

    wah bener bener tanggal bersejarah ya…

  2. Rinie says:

    semua pasti ada hikmahnya mba…
    yang penting kita sudah berusaha menyenangkan ortu kita selama mereka hidup. dan tetap berusaha walaupun mereka sudah tiada.

  3. fitri3boys says:

    hiks speechless ver..tanggal yang bener2 berkesan…

  4. setiap kejadian pasti ada hikmahnya…semoga kita dijadikan hamba yang selalu banyak bersyukur

  5. -n- says:

    wah ceritanya menyentuh bgt mbak 🙂

  6. Wuiihh..bener2 tanggal bersejarah banget ya mbak. Pas banget gitu

  7. BunDit says:

    Al-fatihah buat alm mamanya ya ma. Pasti beliau bahagia melihat keberhasilan mama 🙂

  8. Lidya says:

    malah ketemu jodoh ya Ver. Mama pasti bahagia Ver

  9. Elsa says:

    alfatikhah buat mama

Leave a Reply

About Me
Vera, mamanya Azka dan Alisha. Dilarang copy isi tulisan dan foto di blog ini tanpa seizin pemilik blog ini. Email: pus_vera@yahoo.com
Archives
Label
Diary Azka dan Alisha