Pertama kali tahu Pinisi, bisa dibilang gak sengaja. Pertengahan November kemarin Papanya anak-anak mendadak ada meeting ke Paris, trus sehari sebelum berangkat, kita ke Pasaraya Grande nyari syal, kupluk dan coat karena cuaca di Paris sudah masuk early winter dan kebetulan coatnya si Papa udah jelek harus beli yang baru. Nah, selama Papanya anak-anak sibuk belanja, Azka dan Alisha takjub lihat lift beningnya yang tinggi banget. Mereka kan emang suka banget sama lift yang belakangnya transparan dan bisa melihat seisi mall. Biasanya kan hanya sampai lantai 6, udah paling tinggi. Sementara ini sampai lantai 10. Wow…! Udah deh, Azka merengek-rengek pengen naik lift.
Azka gak sabar naik lift
Di dekat pintu lift, ada papan reklame tentang Theme Park baru, namanya Pinisi Edutainment Park. Sempat penasaran juga, akhirnya kita coba ke lantai 9. Di sana ada salah satu petugasnya yang bercerita kalau Pinisi ini adalah wahana permainan baru yang mengutamakan art and culture, science centre dan outbond. Tujuannya adalah ingin mengenalkan budaya dan seni Indonesia sambil bermain, juga belajar tentang science. Tiket masuknya Rp 115.000, untuk anak umur 4 sampai 16 tahun. Pendamping bayar Rp 50.000.
Azka dan Alisha takjub melihat ada kapal besar sekali terbuat dari kayu lalu di atasnya ada Cho Choo Train. Waahhh…sudah dipastikan, Azka dan alisha langsung merengek minta main. Aku juga melihat ada beberapa kelas-kelas isinya untuk belajar angklung, drama, vokal, membatik, menari, wayang. Sepertinya seru banget, belum pernah anak-anak main di tempat seperti itu. Sayang sekali, gak lama kemudian Papa menelpon dan mengatakan harus cepat-cepat pulang, karena Papa belum packing buat biztripnya. Huhuhu….Azka dan Alisha kecewa. Aku janji pada Azka, nanti mau ajak ke Pinisi kalau nilai raportnya di bulan Desember bagus. Dijanjikan seperti itu, Azka pun lega dan tidak merengek lagi.
Beberapa hari kemudian, aku baca status salah seorang teman di BBM (Blackberry Messenger) yang anaknya sekolah di TK Al Azhar Syifa Budi Jatibening. Isi statusnya: “Field Trip @ Pinisi Edutainment Park” Wah…langsung saja aku BBm-an dengan temanku itu, malah minta dikirimkan foto kegiatan anaknya yang sedang field trip di Pinisi. Sepertinya memang seru, dan temanku itu juga mengatakan yang sama, Pinisi patut dicoba, bagus buat anak-anak karena tidak sekedar bermain saja tapi ada unsur edukasinya juga. Jadi semakin pengen kesana ajak Azka dan Alisha. Browsing tentang Pinisi, belum banyak beritanya. Malah waktu itu aku belum menemukan ada Blogger yang posting tentang ke Pinisi.
Setelah Azka mendapat raport, alhamdulillah hasilnya bagus. Eh…dia masih saja ingat janjiku mau ajak ke Pinisi. Tapi waktu itu ada saja halangannya. Jadi memang belum sempet terpenuhi. Beberapa waktu lalu, di postingan “Bermain Sambil Belajar di kampung Wisata Cinangneng“, aku mendapat komentar dari manajemen Pinisi yang minta alamat email. Rupanya mereka mau mengadakan acara Family Gathering dan ada acara workshop Blogger. Wah..senang sekali. Dapat undangan 4 tiket gratis untuk tanggal 26 Januari plus juga bisa kopdar dengan Blogger lain. Terima kasih ya Pinisi atas undangan dan kesempatannya 🙂
Beberapa hari sebelum hari-H, aku dan Alisha sempat demam dan flu. Memang cuaca juga sedang tidak bersahabat. Tapi untungnya, Alisha mau kooperatif minum obat dan buah, soalnya aku bilang sama dia, kalau sudah sembuh kita mau bersenang-senang di Pinisi. Mendengar kata Pinisi, yang ada di ingatan Alisha adalah choo choo train. Langsung deh semangat minum obat dan makan.
Sabtu pagi kemarin, kita berangkat ke Pasaraya Grande di Blok M. Dress codenya adalah “A touch of Batik”. Alhamdulillah cuaca cerah, perjalanan dari Bekasi juga cukup lancar. Jam 09.40 sudah sampai. Untuk menuju Pinisi waktu itu cukup sulit karena mallnya kan baru buka jam 10, jadi masih banyak pintu yang tutup. Untunglah ada satpam yang memberi tahu jalan ke pintu lift yang langsung terhubung ke lantai 9, di mana Pinisi berada. Sebetulnya Pinisi ada di lantai 8-10, tapi yang baru beroperasi lantai 9 dan 10 saja. Lantai 8 akan mulai beroperasi Juni 2013, di sana akan ada science centre.
Tiba di lantai 9, beberapa blogger yang sudah hadir. Ada Myra Keke Nai, mbak Indah Juli, Mira Ayank, De dan Fayra….dan masih banyak lagi, tapi ada beberapa blogger yang belum aku kenal. Sesudah itu blogger lain juga bermunculan, ada Retma, Meyrinda, Pitaloka, Lidya, Indah. Semuanya sudah pernah ketemu. Nah, di sana aku juga pertama kalinya bertemu dengan blogger lain, seperti Nike, mbak erry, Tya, mbak Depe founder mama koki handal, dan lain-lain, maaf ya tidak bisa disebut satu persatu karena memang ada yang belum aku kenal blognya dan belum sempat kenalan hihihi…..mudah-mudahan lain waktu ada kesempatan kenalan lagi ya. Melihat begitu banyaknya nama-nama blogger yang datang, serasa reuni dan kopdar akbar ya, seru sekali.
Setelah selesai registrasi, acara bebas. Dapat goodie bag isinya alat tulis dan majalah Good Housekeeping. Jadwal workshop blogger sebenarnya jam 10 tapi diundur jadi jam 11. Malah bagus sih, jadinya ada kesempatan aku bisa menemani anak-anak bermain dulu.
suasana lantai 9
kapal Pinisi
menunggu 4D simulator
4D simulator
Pertama kali yang kami coba adalah nonton 4D simulator. Filmnya macam-macam, tapi yang kami tonton waktu itu tentang Dinosaurus. Satu ruangan hanya muat untuk 2 keluarga saja. Sayang, tidak boleh difoto selama acara berlangsung, ya iyalah kan mau menikmati juga bagaimana rasanya 4D simulator itu. Seru deh pokoknya, kursinya bergoyang-goyang, bergetar-getar misalnya melewati jalanan berkerikil atau ketika menabrak semak belukar, bebatuan. Serasa sedang di jaman purbakala. Azka dan Alisha juga tidak takut waktu ada dinosaurus mau menerkam atau mengejar-ngejar kita. Aku juga malah ketawa mulu saking serunya.
naik carousel
Setelah itu, anak-anak ingin mencoba carousel. Selama anak-anak main, aku ngobrol-ngobrol dengan blogger Lidya yang waktu itu mau antri masuk ruangan 4D simulator. Terakhir kali ketemu kapan ya, rasanya sudah lama banget padahal kita sesama warga Bekasi. Kalau bukan karena ada acara Family gathering Pinisi sepertinya malah makin susah nih ketemu dengan Lidya. Ya gak, Li? hihihi…
Azka minta naik ke lantai 10. Dia penasaran, ada apa saja di sana. Begitu melihat ada choo choo train, Alisha langsung teriak sambil nunjuk-nunjuk kepengin naik. Oke deh, kita naik kereta api sambil menikmati pemandangan di lantai 9 dari atas kereta. Terlihat dari atas ada kapal Pinisi yang besar, ada kiss car mengelilingi kapal, lalu ada flying fox, carousel, area anak yang ada perosotan tinggi, juga beberapa kelas, ada kelas vokal, angklung, gamelan, membatik, menari mendalang. Sementara suasana di lantai 10 yang terlihat dari kereta, ada wall climbing, cyber game dan area toddler.
Alisha tersenyum lebar…akhirnya naik choo choo train di Pinisi
Setelah puas naik choo choo train, Azka ingin mencoba cyber game, sementara Alisha ingin main di area toddler. Cukup lama di sini, Azka dan Alisha tidak mau beranjak. Sementara aku melihat-lihat di dekat situ ada area membuat layangan.
cyber game main bola
“Aku pengen ke sini…Pa….”
aku lagi di luar angkasa melawan pesawat tempur
ayooo…injak huruf yang diperintahkan
“Hallo….ini Alisha”
“yuk, naik kuda”
“Kakak….gantian dong main cyber gamenya”
“Aku mau di sini aja, gak mau kemana-mana…”
Setelah puas main di lantai 10, kami kembali ke lantai 9. Mencoba masuk ke dalam kapal dan naik ke atasnya. Untuk meuju kapal, ada jembatan goyang. Awalnya Alisha takut dan minta gendong tapi akhirnya berani juga dan sampailah di atas kapal, melihat ke bawah, ada anak-anak yang sedang duduk di kiss car.
di atas kapal Pinisi
Azka menjadi nakhoda kapal Pinisi
Azka dan Alisha sebenarnya pengen main di area main lantai 9 yang ada mandi bola dan perosotan tingginya. Tapi sayang, masuk ke sana harus memakai kaos kaki, sementara Azka tidak bawa kaos kaki. Alisha pakai kaos kaki tapi kalau kakaknya tidak ikut main, dia tidak mau. Huaaa…maaf ya, Ka, Mama tidak tahu kalau harus pakai kaos kaki. Padahal tadinya di rumah Azka sudah mau pakai kaos kaki karena kan biasanya kalau pakai baju batik pasti bawahnya pakai sepatu dan kaos kaki, tapi waktu itu aku bilang gak usah pakai dan gak usah dibawa kaos kakinya.
Lalu kami mendengar pengumuman, semua peserta workshop blogger ditunggu kehadirannya di teater Pinisi lantai 9, karena workshop akan segera dimulai. Akupun masuk ke dalam teater Pinisi, di sana sudah ada beberapa blogger lain yang sudah duduk. Sementara Azka dan alisha melanjutkan mainnya ditemani Papa.
Pembicara Workshop adalah 2 orang ibu muda cantik, yaitu mbak Ari kartika, selaku Direktur Pinisi Edutainment Park, dan mbak Asteria Elanda, selaku Chief in Editor majalah Good Housekeeping Indonesia. Keren-keren ya pembicaranya, beruntung banget bisa diundang. Saking seriusnya mendengarkan, aku sampai lupa mengambil foto mereka.
Mbak Ari menjelaskan tentang latar belakang didirikannya Pinisi, yang Grand Openingnya tanggal 21 November 2012. Konsepnya adalah sebuah taman bermain yang mengutamakan education dan enterteinment (eduteinment) park yang didesain menyerupai kota pelabuhan dengan sebuah kapal kayu tradisional Pinisi. Pinisi juga mengutamakan keberadaan art and culture agar anak-anak cinta budaya dan seni Indonesia.
Tiap anak itu karakternya unik, semuanya pintar, tidak ada yang bodoh. Hanya mungkin ada anak yang karakter belajarnya lebih ke arah visual, ada yang lebih ke arah auditory, juga ada kinestetik/gerak. Oleh karena itulah Pinisi bekerja sama dengan Kak Seto Centre, tidak hanya belajar seni dan budaya, juga ada pemantauan bakat dengan multiple intellegent.
Pembicara selanjutnya adalah mbak Asteria Elanda. Beliau memberikan tips menulis untuk para blogger agar tulisannya lebih berkembang dan tidak hanya untuk konsumsi pribadi tapi juga untuk dibaca orang, bahkan ditawari menulis di kolom travelling atau kolom Sharing dan Blessing majalah Good Housekeeping Indonesia.Ternyata menulis untuk blog juga ada aturan 5W+1 H question ya (Who, What, Where, When, Why + How). Mudah-mudahan tulisanku juga lebih baik lagi. Kami juga diberi kesempatan untuk bertanya. Namun karena waktu terbatas, jadi cuma 3 orang penanya saja. Intinya, menulis itu memang memerlukan jam terbang yang tinggi, harus sering latihan menulis. Tulisan akan lebih baik jika ada observasi dan investigasi. Bener-bener bermanfaat sharingnya.
Lalu mbak Asteria membagikan 1 majalah lagi dan beberapa fotokopi kolom Sharing dan Blessing sebagai contoh. Dan kami, peserta workshop ditantang menulis apa saja, seperti pada kolom “sharing dan blessing” dalam waktu 15 menit. Waaah….tantangan yang lumayan sulit soalnya bingung juga cari idenya. Untuk 3 orang pemenang akan ada hadiahnya.
Setelah acara workshop selesai, kami dipersilakan ke lantai atas, menuju kedai Pinisi untuk istirahat dan makan. Kami dibagikan kupon untuk makan bakso dan air mineral. Di kedai Pinisi juga ada tempat jualan makanan, harganya terjangkau, menunya bervariasi. Aku pesan nasi goreng Singapur yang tidak pedas untuk anak-anak dan juga minuman dingin.
Selama makan, aku bertanya tadi Azka dan Alisha main apa saja. Ternyata Azka dan Alisha mencoba kelas vocal dan kelas angklung. Di kelas vocal, diajari cara bernyanyi, lalu dicoba menyanyikan beberapa lagu. Untuk angklung, diperkenalkan alat musik tradisional angklung dan cara memainkannya.
Diajari menyanyi
Alisha menyanyi
Azka menyanyi
suasana di luar kelas
Main angklung
“Cara pegangnya gimana sih…Kak..”
flying fox
Rupanya, anak-anak belum puas naik kereta apinya, jadi mereka naik choo choo train lagi..hahaha….Azka ditawari naik flying fox dan wall climbing, gak mau. Menari dan membatik juga gak mau.
Selesai makan siang, kami dipersilakan masuk ke teater Pinisi lagi karena ada pertunjukan cerita rakyat Lutung Kasarung. Sebelumnya mas Gege selaku MC, mempersilakan mbak Ari dan mbak Asteria mengumumkan para pemenang penulis sharing dan blessing.
Selamat kepada para pemenang
Juara 1 adalah mbak Depe, juara 2 adalah Myra, juara ke 3 adalah mbak Indah Juli. Semua tulisan akan dimuat di majalah Good Housekeeping. Waah…hebat ya. Selamat buat para pemenang. Rupanya ada 2 partisipan lagi yang tulisannya bagus dan akan dimuat setelah tulisannya diselesaikan, yaitu tulisannya De dan tulisan mbak Indri Noor. Selamat ya..:)
Daannn….akhirnya….acara yang dinanti pun dimulai, yaitu pertunjukan Lutung Kasarung. Pemainnya, selain dari pegawai Pinisi, juga dari beberapa anak yang ditawari ikut. Azka katanya ditawari tapi tidak mau, alasannya karena takut nanti kalau jadi monyet gak bisa jadi manusia lagi hahaha…ada-ada saja, Ka.
Rakyat kerajaan Pasir Batang
Pertunjukkan diawali dengan berkumpulnya para rakyat kerajaan Pasir Batang di Pasar. Mereka sedang menjajakan hasil buminya. Tiba-tiba datanglah prajurit kerajaan beserta tuan Putri Purbararang yang terkenal kejam dan licik. Rakyat merasa tertekan dengan ulah sang putri.
Putri Purbararang sebagai anak sulung, seharusnya mewarisi kerajaan, namun ayahnya bermimpi, tahta kerajaan sebaiknya diserahkan pada putri bungsu, yaitu Putri purbasari. Tentu saja Purbararang yang kejam dan tamak, tidak terima. Secara diam-diam Purbararang memberi ramuan kulit pada wajah dan tubuh Putri Purbasari, ketika sang putri terlelap. Akibatnya, sekujur tubuh dan wajah Putri Purbasari dipenuhi penyakit kulit yang memalukan. Ketika Purbasari bangun, dia merasa malu.
mengendap masuk ke kamar Purbasari
Kulit wajah dan badan Purbsari menjadi jelek
Akhirnya, Purbasari ditemani inang dan dayangnya, melarikan diri ke hutan. Singkat cerita, di hutan mereka bertemu dengan Lutung Kasarung, yaitu seorang manusia yang karena kesalahannya, dikutuk dewa langit menjadi seekor monyet. Lutung Kasarung mengajak Purbasari dan inangnya ke kerajaan Lutung. Aksi para monyet ini lucu banget dan kocak, sampai Azka tertawanya heboh deh pokoknya.
Lutung Kasarung
Kerajaan Lutung
Aksi para lutung
Suatu hari, Lutung Kasarung mengabarkan pada Purbasari, ada sayembara dari kerajaan Pasir Batang, jika Purbasari berhasil menanam padi di lahan yang kering, maka ia berhak atas tahta kerajaan, namun kalau kalah, kepalanya harus dipenggal.
Awalnya Purbasari ragu mengikuti pertandingan itu karena dia merasa sangsi akan kemampuannya. Tiba-tiba ada suara aneh dan keras dari langit yang rupanya adalah dewa langit. Dia menyuruh Purbasari ikut pertandingan, karena dewa langit akan membantu. Sebagai buktinya, dewa langit akan menyembuhkan kulit putri Purbasari, menjadi seperti semula. Dan benar saja, tak lama kemudian, Purbasari mendapati kulitnya menjadi bersih seperti sedia kala.
Berangkatlah Purbasari ke kerajaan Pasir Batang. Di sana sudah ada Purbararang dan calon suaminya, Pangeran Indrajaya. Juga semua rakyat sudah berkumpul. Ternyata, pertandingannya ajalah membandingkan, siapa yang lebih tampan di antara calon suami Purbararang dan Purbasari.
Purbararang: “Dengarkan…..ini pangeran Indrajaya, calon suamiku. Purbasari, mana calon suamimu?”
Purbasari: “Loh, bukannya pertandingannya menanam padi?”
Purbararang: (tertawa licik) “mana calon suamimu. Pertandingannya adalah membandingkan ketampanan calon suami kita”
Purbasari terkejut dan tidak menyangka pertandingannya ternyata membandingkan ketampanan. Dia juga bingung karena tidak punya calon suami. Dia hanya mengenal Lutung Kasarung.
Purbararang: “Ayo cepat panggil calon suamimu si lutung jelek itu…hahaha…”
Tidak ada pilihan lain, akhirnya Purbasari memanggil Lutung Kasarung.
Purbararang: “Wahaaaiiii….Rakyatku, dengarkan semua…”
Purbararang: “Calon suamiku, Pangeran Indrajaya menurut kalian, tampan, bukan?”
Rakyat juga terkejut dan menunduk, tapi harus menjawab dengan jujur.
Rakyat: “Tampan, Putri..”
Purbararang: “Lebih keras lagi….!”
Rakyat: “Tampan, Putri…”
Purbasari menangis. Terbayang sudah dirinya akan dipenggal kepalanya. Namun ada satu pertandingan lagi, yaitu adu kekuatan. Pangeran Indrajaya harus bertarung dengan Lutung Kasarung. Rupanya Pangeran Indrajaya licik, dia menggunakan senjata, sementara Lutung Kasarung tangan kosong. Akhirnya Lutung tertusuk belati. Namun tiba-tiba, ada suara dewa langit yang menghidupkan kembali Lutung Kasarung dan mencabut kutukannya, Lutung Kasarung kembali menjadi seorang pangeran yang tampan dan rupawan.
Lutung Kasarung dan Pangeran Indrajaya yang bertarung
Pertandingan pun diulang lagi, Lutung dan Indrajaya mengadu kekuatan lagi, Lutung yang menang. Akhirnya Indrajaya dan Purbararang berlutut dan memohon maaf pada Purbasari. Purbasari memaafkan dan mempersilakan kakak kandungnya itu tetap tinggal di istana kerajaan Pasir Batang.
pertunjukan selesai
Setelah pertunjukan Lutung Kasarung, acara family gathering pun selesai. Bukan Blogger namanya kalau kumpul-kumpul tanpa foto-foto.
berfoto bersama para blogger dan karyawan Pinisi
Selesai foto bersama, aku langsung pulang soalnya badan rasanya belum terlalu fit. Sementara aku lihat, teman-teman yang lain masih ada yang main lagi. Aku nanya Azka, senang gak main di Pinisi. Dia bilang, senang, pengen ke sana lagi kalau lantai 8nya sudah buka. Oke deh kakak….
Mudah-mudahan ada acara seperti ini lagi ya bersama blogger, seru dapat ilmu, dapat teman, juga seperti reuni. Terima kasih sekali lagi untuk Pinisi Edutainment Park atas undangannya…:)
Pinisi Edutainment Park:
Gedung Pasaraya Blok M Lantai 9 & 10
Jl. Iskandarsyah II No 2 Kebayoran Baru – Jakarta Selatan
Twitter: @PinisiIndonesia